Keputusan Alejandro Garnacho Menolak Hengkang dari MU. Alejandro Garnacho, winger asal Argentina, melejit di Manchester United sejak debutnya pada 2022. Penampilannya yang eksplosif dan gaya menyerang yang mirip Cristiano Ronaldo membuatnya jadi talenta paling menjanjikan Old Trafford. Namun, belakangan ia terjebak dalam dilema besar, yaitu pilih hengkang ke klub besar atau bertahan dan membangun karier di tim utama United. BERITA LAINNYA
Pada musim panas 2025, situasi Garnacho menjadi sorotan setelah ia dikabarkan masuk dalam daftar pemain yang tidak diikutkan dalam tur pra-musim Manchester United ke Amerika Serikat. Pelatih Rúben Amorim memberi sinyal bahwa Garnacho bukan bagian dari rencana utama, dan mendorong sang pemain mencari klub baru.
Selain itu, kabar dari The Telegraph menyebutkan bahwa Al-Nassr klub kaya asal Saudi yang baru saja diperkuat Cristiano Ronaldo, yang menawarkan kesempatan emas kepada Garnacho untuk bergabung. Meskipun tawaran menggiurkan datang dari Timur Tengah, Garnacho memilih menolaknya dan lebih memprioritaskan jalur kariernya di Eropa.
Penolakan tersebut bukan sekadar fan service terhadap Ronaldo, melainkan juga pernyataan sikap bahwa Garnacho menghargai kompetisi kelas atas seperti Premier League atau La Liga. Rumor yang beredar menyebutkan Chelsea bahkan sempat mempertimbangkan kesepakatan tukar pemain dengan Christopher Nkunku dari United, sementara Napoli juga menunjukkan minat serius sekalipun kesepakatan kolaborasi sempat menemui kendala karena tuntutan gaji dari Garnacho.
Napoli, melalui direktur olahraga Giovanni Manna, sempat mengajukan tawaran sekitar €50–55 juta dengan bonus. Namun Manchester United tetap kukuh dengan harga di kisaran €60–70 juta, dan negosiasi tersebut akhirnya mundur karena “permintaan finansial yang tinggi” dari pihak Garnacho.
Di tengah tekanan ini, laporan menyebutkan Garnacho bahkan sempat menyampaikan keinginannya kepada agennya untuk menjalin komunikasi dengan Real Madrid, dengan harapan bisa mengikuti jejak idolanya di Santiago Bernabéu. Namun Real Madrid sebenarnya tidak begitu mendesak dalam perburuan, menempatkan Garnacho bukan prioritas saat ini, dan tidak menyiapkan tawaran konkret.
Sisi lain yang menarik adalah kontrak panjang Garnacho dengan United hingga 2028. Ini jadi bukti bahwa klub tetap memandang masa depan darinya, sambil mencoba menjaga nilai tawar tinggi walau ada tekanan untuk menjual agar memenuhi aturan Profitability and Sustainability Requirements (PSR) Premier League.
Hubungan Garnacho dan Amorim sempat retak ketika winger berusia 21 tahun itu ditangani oleh Amorim secara berbeda, bahkan sempat dikeluarkan dari skuad derby Manchester dan final Liga Europa. Kendati demikian, perkembangannya mendapatkan apresiasi, dengan coach menyebutnya “berubah dalam segala hal” setelah dibangkitkan sebagai opsi serangan dari bangku cadangan.
David de Gea pernah menegaskan, Garnacho “tidak akan dibiarkan pergi”, menunjukkan dukungan internal klub terhadap talenta ini. Hal ini semakin menguatkan kesan bahwa United, meski mungkin siap lepas pemain lain, masih melihat Garnacho sebagai aset penting, baik dari sudut nilai jual maupun potensi olahraga.
Secara keseluruhan, Garnacho berada di persimpangan karier, karena ia menolak jalan mudah untuk bergabunf ke Liga Saudi demi tetap bersaing di level tertinggi Eropa, boleh jadi atas tawaran dari Chelsea atau Napoli di masa depan. Real Madrid tampaknya masih hanya peminat pasif, sementara United, di sisi lain, menjaga opsi apakah mereka ingin membangunnya menjadi bintang lini depan atau menerima tawaran jika sudah sesuai keinginan klub.
Kesimpulan: Keputusan Alejandro Garnacho Menolak Hengkang dari MU
Keputusan Garnacho menolak kesempatan gabung idolanya bukan semata-laku hidup glamor, melainkan investasi jangka panjang bagi karier. Premier League atau tim besar La Liga menghadirkan tantangan nyata untuk membuktikan kapasitasnya, baik sebagai penerus Cristiano Ronaldo dalam mencari prestasi, atau sebagai pemain yang melebihi ekspektasi awal dan menjadi andalan United atau klub baru di Eropa.
