aturan-aturan-baru

Aturan-aturan Baru di Premier League 2025/2026

Aturan-aturan Baru di Premier League 2025/2026. Premier League musim 2025/2026 ini akan resmi dimulai pada tanggal 16 Agustus dengan dimulainya laga pembuka antara kubu Liverpool melawan Bournemouth. Musim ini, liga sepak bola paling kompetitif di dunia itu hadir dengan sejumlah aturan baru yang diharapkan bisa mempercepat tempo permainan, meningkatkan sportivitas, dan melindungi wasit. Aturan-aturan ini merupakan hasil pembaruan dari Dewan Asosiasi Sepak Bola Internasional (IFAB) dan konsultasi dengan klub, pemain, serta suporter. Namun, beberapa aturan baru ini memicu pro dan kontra di kalangan pemain dan pelatih, terutama karena perubahan signifikan seperti batas waktu kiper dan pembatasan komunikasi dengan wasit. Apa saja aturan baru ini, dan bagaimana tanggapan para pemain terhadapnya? BERITA LAINNYA

Apa Itu Premier League Dalam Sepak Bola
Premier League merupakan salah satu kompetisi sepak bola yang bisa dibilang merupakan liga kasta tertinggi di Inggris, yang akan diikuti oleh 20 klub terbaik setiap musim. Didirikan pada 1992, liga ini telah menjadi salah satu yang paling bergengsi di dunia, menarik perhatian jutaan penggemar global berkat intensitas, kualitas pemain, dan drama kompetisinya. Setiap musim, klub-klub seperti Manchester United, Liverpool, Arsenal, dan Manchester City bersaing untuk meraih gelar juara, dengan tiga tim terbawah terdegradasi ke EFL Championship. Selain persaingan di lapangan, Premier League juga dikenal karena inovasi seperti penggunaan VAR (Video Assistant Referee) dan, mulai musim ini, teknologi offside semi-otomatis untuk meningkatkan akurasi keputusan wasit. Liga ini bukan hanya soal sepak bola, tapi juga budaya dan gairah yang menyatukan fans di seluruh dunia.

Apa Saja Aturan Baru Yang Akan Ditetapkan di Premier League
Musim 2025/26 menghadirkan beberapa aturan baru yang cukup signifikan. Pertama, aturan “delapan detik” untuk kiper, di mana kiper hanya boleh menguasai bola selama maksimal delapan detik di area penalti. Jika melanggar, tim lawan mendapat tendangan sudut untuk pelanggaran pertama, diikuti peringatan untuk pelanggaran kedua, dan kartu kuning untuk pelanggaran ketiga. Wasit akan memberikan isyarat hitungan mundur lima detik untuk memperingatkan kiper. Kedua, kebijakan “hanya kapten” yang mengizinkan hanya kapten tim atau wakilnya (jika kapten adalah kiper) untuk berbicara dengan wasit. Pemain lain yang mendekati wasit tanpa izin bisa langsung mendapat kartu kuning. Ketiga, aturan penalti “double-touch” kini memungkinkan tendangan penalti diulang jika penendang secara tidak sengaja menyentuh bola dua kali dan bola masuk gawang. Jika sengaja, tim lawan mendapat tendangan bebas tidak langsung. Keempat, dropped ball di area penalti akan diberikan kepada kiper, sementara di luar area penalti diberikan kepada tim yang terakhir menguasai bola. Kelima, gangguan tidak sengaja oleh pelatih atau pemain cadangan terhadap bola yang hampir keluar lapangan dihukum dengan tendangan bebas tidak langsung, tetapi gangguan sengaja bisa berujung kartu merah. Terakhir, wasit akan mengumumkan keputusan VAR langsung di stadion melalui pengeras suara, dan teknologi offside semi-otomatis akan digunakan penuh untuk mempercepat keputusan offside.

Protes Para Pemain Terhadap Aturan Baru Yang Ditetapkan Ini
Aturan baru initidak sepenuhanya disukai oleh para pemain di liga tersebut. Aturan “delapan detik” untuk kiper menuai banyak protes, terutama dari klub seperti Arsenal, yang dikenal sering memperlambat tempo permainan. Beberapa kiper, termasuk David Raya, menyatakan bahwa aturan ini terlalu ketat dan bisa mengganggu strategi tim dalam mengontrol permainan. Pelatih seperti Mikel Arteta juga mengkritik aturan ini, menyebutnya “mengurangi fleksibilitas taktis”. Kebijakan “hanya kapten” juga memicu perdebatan. Pemain seperti Bruno Fernandes, yang dikenal vokal di lapangan, merasa aturan ini membatasi komunikasi alami antara pemain dan wasit, meskipun ia setuju bahwa hal ini bisa mengurangi kerumunan di sekitar wasit. Namun, ada pula yang mendukung, seperti Virgil van Dijk, yang menyebut aturan ini membantu menjaga respek terhadap wasit. Secara umum, para pemain merasa aturan baru ini butuh waktu adaptasi, terutama karena sanksi seperti kartu kuning atau tendangan sudut terasa cukup berat untuk pelanggaran teknis.

Kesimpulan: Aturan-aturan Baru di Premier League 2025/2026
Aturan baru yang akan ditetapkan pada Premier League ini dirancang khusus untuk bisa membuat pertandingan menjadi lebih cepat, adil, dan meminimalisasikan terjadinya kontroversi, tetapi dengan adanya aturan baru ini akan terasa jelas untuk para pemain untuk menghadapi tantangan baru. Dari aturan “delapan detik” untuk kiper hingga kebijakan “hanya kapten”, perubahan ini mencerminkan upaya liga untuk meningkatkan kualitas tontonan dan melindungi integritas pertandingan. Meski ada protes, aturan seperti pengumuman VAR di stadion dan teknologi offside semi-otomatis menunjukkan komitmen Premier League untuk transparansi dan efisiensi. Musim ini akan jadi ujian apakah aturan-aturan ini benar-benar membawa dampak positif atau justru menambah kompleksitas di lapangan. Yang pasti, para penggemar bisa menantikan musim yang penuh dinamika, baik di dalam maupun di luar lapangan.

 

BACA SELENGKAPNYA DI…

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *