Beberapa Perubahan Terbesar Aturan FIFA Terkait Isu Sosial

Beberapa Perubahan Terbesar Aturan FIFA Terkait Isu Sosial

Beberapa Perubahan Terbesar Aturan FIFA Terkait Isu Sosial. Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) tidak hanya berperan dalam mengatur jalannya kompetisi sepak bola di, tetapi memainkan peran dalam merespons berbagai isu sosial. Seiring perkembangan zaman, FIFA menyadari bahwa sepak bola tidak bisa dilepaskan dari persoalan sosial, mulai dari rasisme, kesetaraan gender, hak asasi manusia, hingga kebebasan berekspresi. Hal ini mendorong lahirnya berbagai perubahan aturan yang mencerminkan respons terhadap isu-isu tersebut.

Larangan dan Hukuman terhadap Tindakan Rasisme

Isu rasisme ini sendiri telah lama menjadi momok dalam dunia sepak bola. Seiring meningkatnya kasus pelecehan rasial terhadap pemain, baik dari tribun penonton maupun di media sosial, FIFA akhirnya mengambil langkah tegas. Pada 2020, FIFA memperketat sanksi terhadap tindakan rasisme dengan memperpanjang larangan bermain bagi pelaku dan mendorong federasi nasional untuk memberlakukan larangan stadion bagi suporter yang terbukti melakukan pelecehan rasial.

Selain itu, kampanye “Say No to Racism” yang sebelumnya bersifat simbolik kini didukung dengan kebijakan konkret di lapangan. Wasit juga diberikan kewenangan untuk menghentikan pertandingan jika terjadi insiden diskriminasi, dan ini telah diterapkan dalam beberapa pertandingan internasional.

Dukungan terhadap Gerakan Anti-Diskriminasi dan Kampanye Sosial

Sejak 2020, FIFA memberikan kelonggaran dalam aturan ekspresi pemain. Pemain kini diizinkan menyuarakan solidaritas terhadap gerakan sosial seperti “Black Lives Matter” atau dukungan terhadap hak asasi manusia. Salah satu perubahan penting adalah pelonggaran terhadap aturan pasal 4 Kode Disiplin FIFA yang sebelumnya melarang semua bentuk pernyataan politik atau sosial.

FIFA kini memberi ruang bagi pemain dan tim untuk mengekspresikan pesan sosial tertentu selama pesan tersebut tidak bersifat diskriminatif atau menyerukan kebencian. Pada Piala Dunia 2022, meski FIFA telah membatasi simbol politik tertentu, namun mereka tetap membiarkan kampanye sosial bertema inklusivitas dan antirasisme ditampilkan di stadion dan melalui media resmi.

Perubahan Terkait Kesetaraan Gender: Beberapa Perubahan Terbesar Aturan FIFA

Kesetaraan gender menjadi isu lainnya yang semakin mendapat perhatian dari FIFA. Salah satu langkah adalah peningkatan dukungan dan investasi terhadap sepak bola wanita, termasuk penyelenggaraan Piala Dunia Wanita. Selain itu, FIFA mengubah kebijakan soal pelatih dan ofisial pertandingan dengan mendorong lebih banyak keterlibatan perempuan dalam posisi strategis.

Regulasi ketat terkait perlindungan pemain wanita juga telah diperbarui dengan lebuh baik, termasuk juga perlindungan terhadap pemain yang sedang hamil, hak cuti melahirkan, serta larangan pemutusan kontrak secara sepihak karena kehamilan. Perubahan ini tentunya dianggap monumental dalam memberikan keadilan dan perlindungan yang setara bagi pesepak bola wanita.

Aturan Terkait Kebebasan Beragama

FIFA kini terbuka terhadap keberagaman agama. Sebelumnya, penggunaan atribut keagamaan seperti jilbab atau sorban sempat dilarang. Namun, setelah tekanan dari berbagai pihak dan diskusi panjang dengan badan kesehatan olahraga, FIFA mencabut larangan tersebut. Sejak 2014, pemain wanita diperbolehkan mengenakan jilbab selama pertandingan, selama tidak membahayakan. Perubahan ini menjadi tonggak penting dalam memperkuat inklusivitas dalam sepak bola global.

Tanggung Jawab Tuan Rumah terhadap Hak Asasi Manusia

Sejak kasus kontroversial Piala Dunia Qatar 2022, FIFA memperbarui kriteria pemilihan tuan rumah turnamen besar. Kini, calon tuan rumah wajib menyerahkan dokumen penilaian dampak HAM, termasuk perlindungan terhadap pekerja, minoritas, dan kebebasan sipil. Langkah yang satu ini tentunya menandakan keseriusan FIFA untuk menjadikan sepak bola sebagai kekuatan positif dalam masyarakat, sekaligus juga menekan praktik eksploitatif dalam pembangunan infrastruktur olahraga.

Kesimpulan

Perubahan-perubahan aturan FIFA terkait isu sosial menunjukkan evolusi dalam pemahaman bahwa sepak bola bukan hanya soal pertandingan, tetapi alat transformasi sosial. Meski banyak pekerjaan rumah, seperti penanganan diskriminasi struktural dan akuntabilitas pelaksanaan aturan, arah yang diambil FIFA mencerminkan harapan masyarakat global untuk sepak bola adil, inklusif, dan humanis.

 

BACA SELENGKAPNYA DI…

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *