Mengapa Lamine Yamal Disebut Sebagai Messi Selanjutnya. Dalam dunia sepak bola, perbandingan antara pemain muda dan legenda besar kerap kali muncul, terutama ketika pemain muda itu berasal dari klub sekelas Barcelona. Sejak kemunculannya di tim utama, Lamine Yamal langsung mendapat sorotan luar biasa. Banyak pengamat, media, hingga fans menyebutnya sebagai “Messi baru” atau penerus sang legenda. Meskipun perbandingan ini membawa ekspektasi besar, ada alasan kuat mengapa julukan itu terus melekat pada nama Yamal.
Lahir dari Akademi yang Sama
Lamine Yamal adalah produk asli dari La Masia, akademi legendaris Barcelona yang juga melahirkan Lionel Messi. La Masia dikenal sebagai tempat berkembangnya talenta-talenta yang bermain dengan gaya khas: penguasaan bola, kecerdasan bermain, dan kepekaan posisi. Seperti Messi, Yamal tumbuh dengan filosofi sepak bola yang sama, yang menjunjung tinggi permainan kolektif, sentuhan cepat, dan kreativitas tanpa batas.
Yamal memperlihatkan ciri-ciri pemain hasil didikan La Masia dalam gaya bermainnya. Ia tidak hanya mengandalkan kecepatan atau kekuatan fisik, tetapi mengutamakan teknik, pengambilan keputusan, dan kemampuan membaca permainan. Kesamaan inilah yang membuat banyak orang merasa bahwa Yamal membawa warisan Messi ke era baru.
Kontrol Bola dan Dribel Luar Biasa
Salah satu hal yang paling mencolok dari Lionel Messi adalah bagaimana ia menggiring bola seolah-olah bola itu menempel di kakinya. Hal ini pula yang mulai terlihat pada permainan Yamal. Di usianya yang masih sangat muda, ia menunjukkan kontrol bola yang luar biasa rapat dan dribel yang halus. Dalam situasi satu lawan satu, ia mampu mengecoh bek berpengalaman dengan gerakan simpel tapi efektif.
Cara Yamal membawa bola, mencari ruang, dan menyisir sisi kanan lapangan mengingatkan banyak orang pada Messi muda. Pergerakan khas dari sayap kanan ke tengah untuk mencari ruang tembak atau melepaskan umpan juga menjadi ciri khas yang mirip.
Visi dan Kecerdasan Bermain
Yang membuat Messi berbeda bukan hanya kemampuannya mencetak gol, tetapi juga cara ia memahami permainan. Ia tahu kapan harus mengoper, kapan harus menggiring, dan kapan harus menembak. Lamine Yamal juga menunjukkan sinyal awal bahwa ia memiliki kecerdasan bermain yang tinggi. Ia tidak bermain egois, meski punya kemampuan individu luar biasa.
Dalam beberapa laga bersama Barcelona, Yamal kerap menciptakan peluang dari ruang sempit, melakukan kombinasi umpan cepat, serta berani mengambil keputusan berisiko yang justru membuka ruang bagi rekan setimnya. Ini adalah kualitas yang sangat jarang ditemukan pada pemain seusianya.
Tekanan dan Ekspektasi Sejak Dini
Satu lagi kesamaan besar antara Yamal dan Messi adalah kenyataan bahwa mereka sama-sama menghadapi sorotan besar sejak usia sangat muda. Messi mencuri perhatian dunia sejak mencetak gol indah di debutnya bersama tim utama Barcelona, sementara Yamal sudah menembus tim utama bahkan sebelum ulang tahunnya yang ke-17.
Keduanya tumbuh dalam tekanan ekspektasi tinggi, dengan banyak pihak yang langsung membandingkan mereka dengan para legenda. Namun sejauh ini, Yamal menunjukkan ketenangan yang mengesankan, seolah ia sudah terbiasa menghadapi tekanan dan panggung besar.
Kesimpulan: Mengapa Lamine Yamal Disebut Sebagai Messi Selanjutnya
Lamine Yamal disebut sebagai Messi selanjutnya bukan karena ia harus menggantikan sang legenda secara mutlak, tetapi karena ia menunjukkan kualitas-kualitas yang selama ini hanya dimiliki oleh pemain-pemain luar biasa. Teknik tinggi, visi permainan tajam, dan kematangan bermain membuat publik percaya bahwa Barcelona telah menemukan sosok baru untuk melanjutkan tradisi kehebatan. Waktu akan membuktikan seberapa jauh Yamal bisa melangkah, namun satu hal pasti: ia sudah berada di jalur yang tepat untuk menjadi pemain besar, dan mungkin, legenda yang baru.